Mengembangkan Potensi Diri Dengan Konsep Pacasila

NAMA    : CHRISTOPEL P.S 

NIM        : 23010048



 

 

         Pendahuluan

 Di zaman yang terus berubah dan berkembang ini, kita telah menyaksikan perubahan yang luar biasa. Dari era yang sederhana hingga masuk ke era digital seperti sekarang ini, segalanya terasa semakin cepat dan kompleks. Teknologi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita, memengaruhi cara kita berkomunikasi, bekerja, dan bahkan memahami dunia di sekitar kita. Seiring dengan kemajuan ini, tantangan baru muncul, termasuk bagaimana kita mempertahankan nilai-nilai tradisional dan kemanusiaan di tengah arus digital yang mengalir begitu cepat.

 Konsep diri (self concept) dikenal dalam dunia psikologi, yaitu cara pandang dan sikap seseorang terhadap diri sendiri. Konsep diri merupaka inti dari kepribadian seseorang dan sangat berperan dalam menentukan dan mengarahkan perkembangan kepribadian serta perilaku seseorang di dalam lingkungannya. Perkembangan kepribadian seseorang sangat dipengaruhi perkembangan konsep dirinya, yang pada gilirannya akan mempengaruhi perilakunya. Seseorang yang mampu mengembangkan konsep dirinya menjadi konsep diri yang positif akan memiliki kepribadian positif serta akan mengarahkan pada perilaku yang positif pula.

Namun beberapa diantara Individu, ternyata tidak mampu mengembangkan konsep diri yang positif, sehingga ia cenderung memandang dirinya tidak berdaya, lemah, malang, gagal, tidak disukai, tidak kmpeten dan sebaginya. Hal ini tentu sangat merugikan, bahkan mungkin orangorang disekitarnya akan ikut berdampak. Penting pemahaman terhadap diri sendiri sehingga bisa menghormati dan menghargai diri sebagai insan yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa. 

Saat kita membuat keputusan mengenai apa yang akan kita lakukan, hal yang pertama dilakukan adalah biasanya menilai kemampuan diri kita. Penilaian diri merupakan bagian dari konsep diri. Konsep diri adalah pandangan atau kesan individu terhadap dirinya secara menyeluruh yang meliputi pendapatnya tentang dirinya sendiri maupun gambaran diri orang lain tentang hal-hal yang dapat dicapainya yang terbentuk melalui pengalaman dan interpretasi dari lingkungannya, meliputi tiga dimensi, yaitu (1) pengetahuan tentang diri sendiri, (2) harapan untuk diri sendiri, dan (3) evaluasi mengenai diri sendiri. 


Latar Belakang 

 Dalam era yang berubah dengan cepat ini, kita dituntut untuk bergerak dengan cepat, tepat, efisien, kreatif, dan inovatif. Persaingan global semakin ketat, membutuhkan kita untuk menggali potensi diri secara maksimal. Inilah saatnya nilai-nilai Pancasila menjadi penting.

Pancasila bukan hanya sekadar lambang negara. Ia adalah dasar dan panduan bagi kehidupan kita. Misalnya, nilai keadilan dalam Pancasila mengajarkan kita untuk berlaku adil dalam segala hal, baik dalam hubungan sosial maupun bisnis. Nilai gotong royong mendorong kita untuk saling membantu dan bekerja sama demi kebaikan bersama. Dengan menginternalisasi nilai-nilai ini, kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan siap bersaing secara global.

Pancasila

Pancasila adalah dasar falsafah negara Indonesia yang terdiri dari lima sila yang mengatur prinsip-prinsip dasar negara, seperti keadilan sosial, persatuan, dan demokrasi.  Hari lahirnya diperingati setiap tanggal 1 Juni. 

 Sebagai Dasar

Pancasila memberikan fondasi yang kuat bagi segala aspek kehidupan kita. Contohnya, di dunia bisnis, nilai-nilai Pancasila seperti gotong royong, keadilan, dan kerja keras menjadi landasan bagi usaha jasa. Misalnya, sebuah perusahaan jasa pembersihan yang menerapkan nilai gotong royong dengan menyediakan layanan bersih-bersih untuk lingkungan sekitar. Ini memperkuat hubungan antara perusahaan dan masyarakat serta mencerminkan semangat kebersamaan yang diilhami oleh Pancasila. 

Pancasila berfungsi sebagai dasar negara atau bisa juga disebut sebagai dasar falsafah negara. Pancasila sebagai dasar negara mengandung pengertian bahwa Pancasila mengatur jalannya pemerintahan. 

 Sebagai Kepribadian Bangsa

Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia berarti mencerminkan ciri khas dan jati diri bangsa Indonesia yang berbeda dengan bangsa lain. Pancasila menunjukkan nilai-nilai yang menjadi dasar dan tujuan bangsa Indonesia dalam berdiri sebagai negara merdeka dan berdaulat. 

 Contohnya, dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa melihat betapa nilai-nilai Pancasila tercermin dalam berbagai tradisi, adat istiadat, dan kebiasaan masyarakat Indonesia. Misalnya, semangat gotong royong yang terlihat dalam acara-acara gotong royong membersihkan lingkungan atau membantu tetangga yang sedang membutuhkan. Ini menunjukkan bahwa Pancasila bukan hanya sebagai konsep, tetapi juga sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan dan kepribadian bangsa Indonesia.

Pendapat Orang Luar Negeri Tentang Pancasila 

  1.  Presiden AS Barrack Obama saja ketika didaulat bicara di kampus Universitas Indonesia Depok juga menyebut Pancasila secara positif. Hal itu sekali lagi ikut membuktikan bahwa nilai-nilai Pancasila memiliki sisi yang universal bukan hanya nilai-nilai lokal yang diakui makna dan eksistensinya dalam kehidupan masyarakat Indonesia tapi juga di luar bumi Indonesia.
  2. Prof. Dr. Pyotr Hessling: Mengapresiasi konsep "musyawarah" dan "mufakat" ala Indonesia sebagai dasar dalam pembangunan kelembagaan dan manajemen. 
  3. Orang Malaysia: Seorang pendukung kepemimpinan Mahathir Mohammad dari Malaysia mengungkapkan pentingnya rakyat Malaysia mempelajari nilai-nilai Pancasila sebagai nilai pemersatu. Meskipun Malaysia memiliki Rukun Negara sebagai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara, pendekatan Pancasila Indonesia juga dianggap relevan dalam menciptakan kebersamaan dan kesadaran sosial yang harmonis. 
  4. Mei Ling, seorang mahasiswa dari Tiongkok, memuji nilai keadilan yang dijunjung tinggi dalam Pancasila. Baginya, keadilan merupakan pondasi yang penting dalam membangun masyarakat yang adil dan harmonis. 


 Pancasila Untuk Pengembangan kepribadian Bangsa / Diri

Menjadi cerminan dari jati diri bangsa Indonesia. Pancasila bisa dianggap seperti pondasi bangunan. Dalam hal ini, Pancasila membantu membentuk kepribadian bangsa atau individu dengan prinsip-prinsip seperti gotong royong, keadilan sosial, dan ketuhanan yang maha esa.


Hambatan Pancasila Dalam Pengembangan kepribadian Bangsa / Diri

 Salah satu hambatan dalam pengembangan kepribadian bangsa atau diri sendiri dengan nilai-nilai Pancasila adalah terkait dengan implementasi dan pemahaman yang belum merata di masyarakat. Beberapa orang mungkin masih belum sepenuhnya memahami atau bahkan mengabaikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, adanya perbedaan pandangan dan pemahaman tentang Pancasila juga dapat menjadi hambatan, terutama di tengah perubahan sosial dan budaya yang dinamis. Terkadang, faktor eksternal seperti arus globalisasi juga dapat mengancam kedalaman pemahaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Cara Menghadapi Tantangan Pancasila Dalam Pengembangan kepribadian Bangsa / Diri 

 Untuk menghadapi tantangan Pancasila dalam pengembangan kepribadian bangsa atau diri sendiri, langkah-langkah berikut dapat diambil:

1. Peningkatan Pendidikan: Melakukan pendidikan dan sosialisasi yang lebih luas tentang nilai-nilai Pancasila, baik di sekolah maupun di masyarakat, untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran akan pentingnya nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

2. Contoh Teladan: Menjadi teladan dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam tindakan dan perilaku sehari-hari, baik dalam lingkup pribadi, keluarga, maupun masyarakat secara luas.

3. Penguatan Budaya Lokal: Mempertahankan dan mengembangkan budaya lokal yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, sebagai cara untuk memperkuat pemahaman dan identitas bangsa terhadap nilai-nilai tersebut.

4. Kolaborasi dan Kemitraan: Mendorong kerjasama antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, masyarakat sipil, dan sektor swasta, dalam upaya mempromosikan dan menerapkan nilai-nilai Pancasila secara efektif dalam berbagai aspek kehidupan.


 

 



 

Metode Apa Yang Tepat Agar Nilai Pancasila Dapat Digunakan Dalam Pengembangan kepribadian Bangsa / Diri

 Salah satu metode yang tepat untuk mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam pengembangan kepribadian bangsa atau diri sendiri adalah melalui pendekatan pendidikan holistik. Pendekatan ini mencakup pembelajaran formal di sekolah, pendidikan informal di masyarakat, dan pembelajaran melalui pengalaman langsung.

Di sekolah, guru dapat mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam kurikulum dan kegiatan ekstrakurikuler, serta memberikan contoh-contoh konkret tentang bagaimana nilai-nilai tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sementara di masyarakat, keluarga, tokoh agama, dan tokoh masyarakat dapat memainkan peran penting dalam memberikan contoh dan mendukung penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, pembelajaran melalui pengalaman langsung juga penting. Melalui kegiatan seperti kerja bakti, kegiatan sosial, atau program relawan, individu dapat mengalami secara langsung bagaimana nilai-nilai Pancasila seperti gotong royong, keadilan, dan persatuan dapat diterapkan dalam berbagai situasi nyata.

Dengan kombinasi pendekatan ini, diharapkan nilai-nilai Pancasila tidak hanya menjadi konsep yang diajarkan, tetapi juga menjadi bagian integral dari identitas dan kepribadian bangsa Indonesia serta diri masing-masing individu.



Kesimpulan 

Dalam era yang terus berkembang ini, pentingnya memahami konsep diri dan nilai-nilai tradisional seperti Pancasila menjadi semakin relevan. Konsep diri yang positif sangat berperan dalam membentuk kepribadian dan perilaku seseorang, namun masih banyak yang belum mampu mengembangkannya. Pancasila, sebagai dasar negara dan cerminan kepribadian bangsa Indonesia, menawarkan nilai-nilai seperti gotong royong, keadilan, dan persatuan yang dapat menjadi landasan kuat bagi pengembangan kepribadian bangsa dan diri sendiri. Meskipun ada hambatan dalam implementasi dan pemahaman yang merata, langkah-langkah seperti peningkatan pendidikan, contoh teladan, penguatan budaya lokal, dan kolaborasi lintas sektor dapat membantu menghadapi tantangan tersebut. Integrasi nilai-nilai Pancasila melalui pendekatan pendidikan holistik diharapkan dapat menghasilkan masyarakat yang lebih memahami, menghargai, dan menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari, menjadikan Pancasila bukan hanya konsep, tetapi juga identitas yang hidup dalam diri bangsa Indonesia dan individu masing-masing. 

 


"Sentuhan Keindahan Dalam Keberagaman"


 


 

 

    


                

    

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KONSEP MEMBANGUN MODEL BISNIS START UP